PPC Iklan Blogger Indonesia

Selasa, 14 Mei 2013

lukisan perjamuan

lukisan rose tetanic

 

Karya lukisan bocah 7 tahun laku 273 juta




Bocah berusia tujuh tahun dianggap sebagai jenius baru di bidang seni lukis. Pasalnya, dia dikabarkan berhasil menjual 16 karya lukisannya seharga 18 ribu poundsterling atau sekira Rp273 juta (Rp15,176 per pound) dalam waktu 14 menit.
Adalah Kieron Williamson, bocah yang berdomisili di kota Holt, selatan wilayah Inggris, bersyukur diberikan bakat seni lukis yang mumpuni. Bakat seni lukisnya ini membuat iri banyak orang, bahkan dirinya disamakan dengan pelukis ternama dunia Pablo Picasso.
Terinspirasi dari wilayah lanskap Norfolk, wilayah pantai timur Inggris, lukisan Kieron yang menggunakan crayon, cat air dan cat minyak, menunjukkan kedewasaan yang melebihi umurnya sendiri. Lukisannya sendiri ini bahkan dihargai 1,500 poundsterling atau sekira Rp22,5 juta per buah.
 Awal mula Kieron mencoba untuk melukis sendiri terjadi tanpa kesengajaan. Saat usianya 5 tahun, bocah laki-laki tersebut berlibur dengan keluarganya ke Cornwall, Inggris. Melihat pemandangan dermaga, Kieron minta pada orangtuanya untuk dibelikan buku sketsa. Sejak saat itu Kieron seperti tersihir dengan dunia lukis.
Meski aktif melukis, orangtua Kieron tidak mampu mendesak anaknya. Kieron hanya mau melukis saat dia sedang ingin melukis. Keluarganya bahkan membatasi karya lukisan yang akan dijual, hingga pembeli dari seluruh dunia mengantre untuk memiliki karya bocah ajaib tersebut.
Ayah Kieron menyatakan, jika penjualan karya anaknya pada November lalu merupakan sebuah peristiwa fenomenal. Penjualan tersebut bahkan mengundang pembeli dari Jepang. Sementara bunyi telepon tidak berhenti bersuara menawar karya anaknya. Pembeli juga banyak yang datang langsung ke rumah Kieron.
Akhirnya Ayah Kieron bersedia menjual karyanya dan dalam waktu hanya 14 menit, 16 karya lukis Kieron berhasil terjual. Kini dengan uang Rp273 juta tentunya dapat mendorong Kieron untuk terus berkarya dan menciptakan lukisan yang membuat kagum banyak orang.

lukisan pasir terbesar didunia


10 lukisan terkenal didunia

Lukisan terkenal menginspirasi rasa budaya dan sejarah. Dunia seniman terkenal seperti Van Gogh, Picasso, Vermeer, Renoir, Da Vinci, dan Monet telah terpikat orang selama berabad-abad. Jika Anda mencari reproduksi lukisan cat minyak populer, lihatlah ini daftar 10 lukisan paling terkenal.

1. Mona Lisa by Leonardo Da Vinci



Mona Lisa, lukisan dunia yang paling terkenal, dimiliki oleh pemerintah Perancis dan hang di Louvre di Paris. Lukisan itu menunjukkan seorang wanita memandang penampil dengan apa yang sering digambarkan sebagai "senyum misterius". Mona Lisa mungkin adalah bagian yang paling terkenal dalam sejarah seni; beberapa karya lain seni adalah sebagai romantis, merayakan, atau direproduksi.

2. Starry Night by Vincent Van Gogh


Salah satu lukisan yang saat ini paling dikenal, Van Gogh Starry Night adalah sebuah lukisan klasik yang memanggil emosi dari ketenangan di menara gereja ke alam bebas meninggalkan warna yang digunakan untuk langit malam itu.

3. The Kiss by Gustav Klimt


Gustav Klimt, master Vienna melukis lukisan Kiss pada tahun 1907. Lukisan ini menggambarkan beberapa dikelilingi oleh selimut emas dan ornamen berbagi saat gairah geser - ciuman yang sempurna.

4. Luncheon of the Boating Party by Pierre Auguste Renoir


Lukisan ini menggambarkan sekelompok teman Renoir's bersantai di balkon sepanjang Sungai Seine. Dalam lukisan ini Renoir telah menangkap sukacita dari kelas pertengahan akhir abad ke-19 Prancis, ini adalah lukisan hidup yang membawa kebahagiaan dan kegembiraan ke setiap ruangan.

5. Girl with a Pearl Earring by Jan Vermeer


Ini adalah potret polos seorang gadis, mungkin sebelum pernikahannya. Kurangnya menampilkan latar belakang dan warna air matanya drop anting-anting mutiara.

6. Café Terrace at Night by Vincent Van Gogh


Dalam lukisan ini Van Gogh menggambarkan sebuah kafe di Arles, kemudian Cafe Teras dan hari ini disebut Cafe van Gogh. Gaya lukisan unik untuk Van Gogh dengan warna-warna hangat dan kedalaman perspektif

7. Corner of the Garden at Montgeron by Claude Monet


Lukisan ini terkenal oleh Monet awalnya diciptakan pada tahun 1877. Monet dikenal sebagai impresionis klasik. Di Sudut Taman di Montgeron, Monet telah menangkap sifat yang selalu berubah cahaya dan warna.

8. The Dream by Pablo Picasso


Pablo Picasso memelopori gerakan seni modern disebut Kubisme dan secara luas diakui sebagai artis yang paling penting dari abad ke-20.

9. The Persistence of Memory by Salvador Dali



Mungkin lukisan paling terkenal oleh Salvador Dali, The Persistence of Memory diciptakan pada tahun 1931 dan sekarang ditampilkan di Museum of Modern Art di New York City. Dali memperkenalkan arloji saku lebur dalam lembaran ini. Anda juga bisa melihat sosok manusia di tengah lukisan.

 10. From the Lake by Georgia O’Keeffe


Georgia O'Keefe menghabiskan hari-harinya di Danau George, New York pada awal 1900-an, yang telah mengilhami banyak karyanya. Lukisan ini menampilkan gelombang lembut dan riak Danau George.

lukisan karya lee man fong

 

Lee Man Fong (1913-1988) adalah seorang pelukis Indonesia yang dilahirkan di Tiongkok. Dia dibesarkan dan mendapatkan pendidikan di Singapura. Di sana dia belajar melukis dengan seorang pelukis Lingnan, dan terakhir dengan seorang guru yang mengajarkannya lukisan cat minyak. Pada tahun 1933 dia datang ke Indonesia dan tinggal selama 33 tahun. Pada masa Perang Dunia II dia ditawan Jepang, kemudian setelah Indonesia merdeka, Lee man fong didaulat menjadi pelukis istana Presiden Soekarno dan menjadi warga negara Indonesia. Lukisan-lukisan Lee Man Fong diakui sebagai perintis pelukis Asia Tenggara. Pada Tahun 1964 ia ditunjuk oleh Presiden Soekarno untuk membuat buku yang berjudul "Lukisan-Lukisan dan Patung Koleksi Presiden Soekarno dari Republik Indonesia" buku ini berisi seluruh karya-karya seni yang dikoleksi Presiden Soekarno dan semuanya berjumlah 5 Volume, setiap volume berisi sekitar 100 koleksi lukisan dari karya-karya pelukis Indonesia dan luar negeri.

Lee man fong sendiri juga membuat buku sendiri yang berisi kumpulan lukisannya, diterbitkan dalam buku Lee Man Fong: Oil Paintings, volume I dan II dan diterbitkan oleh museum Art Retreat. Buku ini ditulis oleh kritikus seni Indonesia Agus Dermawan T., sementara seleksi karya dilakukan oleh Siont Tedja. Kedua buku yang keseluruhannya berisi 700 halaman ini berisi 471 lukisan pilihan milik banyak kolektor dari seluruh dunia.

Pada tahun 1966, karena kekacauan politik di Indonesia, Lee Man Fong hijrah ke Singapura dan lama menetap di sana, sehingga dia bahkan dianggap sebagai pelukis Singapura. Tahun 1988 ia meninggal di Puncak, Jawa Barat, karena sakit.

 




lukisan karya basuki abdulah


 
 
 
Karya sang pelukis maestro terkenal Basuki Abdullah, melukiskan keindahan seorang wanita yang begitu sempurna dalam nuansa eksotis, tema lukisan yang memadukan unsur sensualitas dan unsur alam namun terlihat elegan dengan warna karpet merah yang menjadi alas sang model lukisan. Nampak model lukisan berpose dengan wajah santai, tebaring diatas bebatuan bukit yang tinggi, sehingga nampak latar belakang sebuah pemandangan yang luas berpadu dengan suasana langit biru yang sedikit redup.

Lukisan sang model mewakili keindahan dan kesempurnaan seorang wanita, yang dalam dunia seni dianggap sebagai bagian dari keindahan seni, dilukis dalam gaya lukisan realist dengan begitu indah oleh sang pelukis maestro Basuki Abdullah.
 

Le meyeur painting works

depicts eight women as the main objects in this painting, flower garden background atmosphere on the beach, shades natural and beautiful. Three women were doing dances of them, and 5 other women who witnessed the dance show three women, two of the women who watched as if mesmerized by the beauty of the dance and follow dance moves.

theme culture paintings take on Balinese culture, as Le Mayeur was amazed by the beauty of nature and Balinese cultures, so many works lukisanya Balinese women's beauty and activities with background garden or flower garden on the edge of beautiful beaches, such as: a woman dancing, women in traditional ceremonies, and his beloved wife Ni Nyoman Pollok are always present in every part lukisanya.


thick textured brush strokes, contrast color combination looks fresh, all combined in a impressionism style paintings Le Mayeur.



One of the famous foreign painters, who had settled and lived on the island of Bali, the full name of Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres born in Brussels February 9, 1880, died in Ixelles May 31, 1958 at the age of 78 years, he was a painter from Belgium, arrived in Singaraja - Bali by boat in 1932, then settled in Denpasar.

Le Mayeur rented a house in Banjar Kelandis - Denpasar, where he became acquainted with Legong dancer Ni Nyoman Pollok 15-year-old, who later became the model of his paintings.

Le Mayeur number of works that use Ni Pollok as a model exhibited in Singapore for the first time in 1933, the then successful and he is famous. Back from Singapore, Le Mayeur bought a piece of land at Sanur beach and build a house. At home who became the studio, Ni Pollok work every day as a model with 2 companions. Ni Pollok beauty and personality have captured the heart of Le Mayeur. Initially, he was only going to stay for 8 months, but then he decided to stay on the island until the end.
After 3 years of working together, in 1935, Le Mayeur and Ni Pollok married. Throughout her married life, Le Mayeur still paint using his wife as a model.

In 1956, Bp. Bahder Djohan, Minister of National Education of the Republic of Indonesia was visited Le Mayeur and Ni Pollok in his home. Bahder so fascinated with the work of the painter and then propose to couple it to preserve their home and everything in it as a museum. Le Mayeur agreed to the idea and since then he had to work harder to add to a large collection of the house and add to the quality of his work as well.

Finally, Le Mayeur dream became a reality when, on August 28, 1957, a document was signed, which is that Le Mayeur bequeathed all his property including land, houses, and everything to Ni Pollok as a gift. At the same time, Ni Pollok then move all inherited from her husband to the Indonesian Government for use as a museum.
In 1958, Le Mayeur suffered from severe ear cancer, and accompanied by Ni Pollok he returned to Belgium to receive medical care. After 2 months there, eventually Le Mayeur died at the age of 78 years and was buried in Ixelles / Elsene, Brussels. Ni Pollok then return home to take care of his house into a museum until his death on July 18, 1985 at the age of 68 years.

Cara membuat link otomatis

Hallo semua sobat blogger setanah air, mari kita jalin Silaturahmi walaupun keberadaan kita berjauhan tapi kita bisa berinteraksi melalui Tukar Link blog kita masing-masing. Jangan lupa tambahkan link blog saya di blog sobat ya..lukisan77.blogspot.com
 dan sobat bisa menambahkan Link Blog sobat sendiri dengan mengisi kotak dibawah ini, secara otomatis link blog sobat akan tampil di blog saya ini :